Ringkasan
Indonesia adalah
salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Ada lebih dari 17.000 pulau di
Indonesia, dan hanya sekitar 7.000 yang
berpenghuni. Secara astronomis, letak Indonesia berbatasan dengan dua benua,
yaitu benua Asia dan Australia, serta
dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia terkenal dengan
sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Oleh karena itu, Indonesia secara historis hanya menjadi
sasaran banyak negara Barat untuk mengelola dan memperbudak rempah-rempah.
Beberapa di antaranya adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dari masa
pra kemerdekaan hingga saat ini, kita
mengenal istilah pendidikan.
Namun, pendidikan di Indonesia kuno
sangat buruk. Tidak semua orang Indonesia dapat mencapai tingkat pendidikan
yang tepat. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting seorang
individu untuk membentuk karakter suatu negara. Oleh karena itu, sebagai orang Indonesia yang hidup di zaman
modern, kita semua harus bersyukur bahwa segala sesuatunya telah mengalami
banyak perubahan. Beberapa catatan tentang sejarah pendidikan di Indonesia
mulai dari pendidikan pada masa (penjajahan) Portugis, Belanda, Jepang; Masa
Kemerdekaan; Orde Baru hingga Reformasi. Setiap masa pendidikan memiliki
kesamaan tujuan tetapi dengan sistem penerapan yang berbedabeda. Dalam artikel
ini dibahas tentang bagaimana sejarah pendidikan dari masa ke masa mampu
membentuk karakter suatu bangsa sehingga kita sebagai bangsa Indonesia yang
hidup di zaman modern tidak lupa bersyukur dan mampu memanfaatkan kemajuan
teknologi semaksimal mungkin ke arah yang lebih positif. Kita harus mampu
memetik setiap pelajaran dan makna yang terkandung dari diciptakannya
pendidikan di masa lalu.
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan berinteraksi di dunia
luar dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi salah satu
bekal terpenting di masa depan. Pendidikan itu sudah kita kenal sejak zaman
sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat ini. Pendidikan menjadi salah satu
hal pokok yang harus dipehatikan karena pendidikan mampu membentuk karakter pribadi
setiap orang apabila sungguhsungguh dalam menekuninya. Pendidikan adalah proses
pembelajaran tentang akhlak, ilmu pengatahuan dan keterampilan yang menjadi
kebiasaan turuntemurun sekelompok orang untuk melakukan pengajaran, pengamatan,
pelatihan atau penelitian. Menurut UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1), pengertian pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Secara langsung maupun tidak langsung pendidikan
mampu memberikan kita ilmu pengetahuan baru, membentuk karakter pribadi yang
lebih baik dan mempermudah kita merintis karir di masa mendatang.
Pendidikan menurut
salah satu tokoh yaitu M. J. Langeveld (1980), merupakan suatu upaya yang
dilakukan secara sengaja oleh seseorang yang dewasa untuk membantu mencapai
kedewasaan seseorang terutama anakanak yang masih belum dewasa. Sejarah
pendidikan mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
kualitas pendidikan paling rendah dibandingkan negaranegara lainnya, meskipun
usaha pemerataan sistem pendidikan sudah dilakukan dan dianggap meningat cukup
signifikan. Pendidikan saat ini secara umum mungkin sudah dilakukan hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Pendidikan ini biasa kita kenal dengan istilah
“sekolah” yaitu salah satu pendidikan formal yang ada di Indonesia. Sistem
pendidikan yang dilakukan pun hampir keseluruhan menggunakan teknologiteknologi
canggih seperti komputer/laptop, LCD proyektor, handphone, WiFi, dsb. Berbeda
dengan pendidikan pada zamanzaman sebelum merdeka mulai dari pendidikan pada
masa (penjajahan) Portugis, Belanda, Jepang; Masa Kemerdekaan; Orde Baru hingga
Reformasi. Pendidikan di zaman penjajahan (sebeum merdeka) memang dikatakan tidak
semua rakyat Indonesia mampu mengeyam jenjang pendidikan yang baik. Hanya
rakyat Indonesia tertentu saja yang mampu mengenyam jenjang pendidikan seperti
keturunan bangsawan (darah biru). Oleh sebab itu, selagi kita masih memiliki
kesempatan mengenyam jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mampu merubah masa depan.
B. Metode
Metode atau
langkahlangkah yang dilakukan dalam pembuatan artikel ini adalah dengan
menggunakan studi pustaka/studi literatur. Topik dalam pembuatan artikel ini
sudah di tentukan oleh ibu/bapak dosen mata kuliah “Pengantar Pendidikan”,
sedangkan sistematika berikutnya mulai dari pembuataan judul, abstrak, inti,
pendahuluan hingga pembahasan menggunakan literatur baca mulai dari ebook, jurnal,
artikel, makalah, laporan penelitian terdahulu, karya ilmiah, ensiklopedia,
internet, dan sumbersumber lainnya. Dalam pembuatan artikel ini juga terdapat
sistem mengumpulkan seluruh informasi yang terpercaya (relevan) dengan topik
yang sudah ditentukan dari pembahasan sebelumnya. Metode studi pustaka ini
dilakukan dengan mempelajari dan membaca beberapa literaturliteratur yang
berkaitan dengan topik permasalahan yang menjadi objek pembahasan di dalam
artikel.
C. Temuan
Pendidikan sangat
penting untuk menjadi salah satu penentu masa depan Anda. Tentunya dengan
mengembangkan visi dan misi yang tepat dalam kerangka lembaga, lembaga dapat
membentuk kepribadian individu yang belajar di sana menjadi lebih baik
dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Visi dan misi pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas
dan menjawab permasalahan nasional. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan
subsistem pendidikan dalam pendidikan, maka hal itu akan sangat wajar. Karena
untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pendidikan suatu
bangsa. Pendidikan dari masa ke masa harus tetap berjalan dengan baik dan
disertai dengan landasan Visi dan Misi yang jelas dan mampu menjawab tantangan
di zaman mendatang. Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak masa sebelum
kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan. Pertama, ajaran agama menjadi landasan
pendidikan di antaranya, yaitu Pendidikan Agama HinduBudha, Pendidikan Agama
Islam, dan Pendidikan Agama Katholik dan Kristen Protestan. Kedua, kepentingan
penjajah menjadi landasan pendidikan di antaranya yaitu pendidikan pada masa
Portugis, pendidikan pada masa Belanda (VOC), dan pendidikan pada masa Jepang.
Ketiga, pendidikan pada masa kemerdekaan. Keempat, pendidikan pada masa orde
baru. Kelima: Pendidikan di era reformasi.
D. Pembahasan
1. Pendidikan agama adalah dasar dari sebuah pendidikan
a. Pendidikan HinduBudha
Sistem pendidikan
semenjak periode awal berkembangnya agama HinduBudha di Indonesia sepenuhnya
sudah bermuatan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan keagamaan HinduBudha berada
di padepokanpadepokan. Ajaran HinduBudha ini memberikan corak praktik
pendidikan di zaman kerajaankerajaan Hindu dan Budha di Kerajaan Kutai (Pulau
Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan
Sriwijaya (Pulau Bali dan Sumatera). Kaum Brahmana pada masa HinduBudha
merupakan kaum yang menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran. Maka perlu
diketahui bahwa sistem kasta yang diterapkan di Indonesia tidak terlalu keras
seperti sistem kasta yang ada di India. Untuk beberapa materi yang dipelajari
dalam pendidikan agama Hindu Buddha: teologi (ilmu agama), bahasa dan sastra
(keterampilan), ilmu sosial (sosiologi), ilmu akurat (astronomi), ilmu akurat
(perhitungan). , Arsitektur, seni rupa) dll.
Pada tahap akhir perkembangan pedagogi agama Hindu, pola
pelatihan guru padepokan tidak lagi begitu kompleks, jumlah siswa relatif terbatas, dan bobot
materi pelajaran agama dan spiritual terasa berat. Mahasiswa di padepokan ini
tidak hanya harus belajar, tetapi juga
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama pendidikan agama
Hindu pengelola pendidikannya adalah brahmana, informal, guru dapat diundang ke
keraton, dan disimpulkan bahwa
pendidikan kejuruan dilakukan secara turun temurun melalui setiap garis
kasta dapat dilakukan.
b. Pendidikan Islam
Para saudagar Gujarat abad ke-43
menjadi salah satu ciri awal mula pendidikan berbasis Islam di Indonesia.
Awalnya, kehadiran mereka terjalin melalui kontak rutin dengan para pedagang di
pulau Sumatera dan Jawa. Belakangan, para saudagar Islam dari Gujarat, Indonesia, menjadi
penyebar Islam. Ajaran Islam awal berkembang di daerah pesisir,
tetapi ajaran agama Hindu masih kental di
pedalaman. Kerajaan Samudera Pasai Indonesia (1297) menjadi Kerajaan Islam pertama, lebih khusus
Aceh. Jauh sebelum Kerajaan Samudera Pasai berdiri, pengaruh ajaran Islam lebih
dulu meresap ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan nisan
wanita tahun 476 H (1082 M)
bernama Fatima Binto Maimun di Lelan, dekat Gresik, Jawa Timur. Pendidikan
agama Islam pra-kolonial terdiri dari kelas di pesantren, kelas di mushola, dan
kelas di pesantren. Pertama, pelatihan Musora/Langer dilakukan secara sederhana
di bawah bimbingan seorang guru Al-Qur'an yang berstatus di bawah Kay, dan
materi yang diajarkan adalah membaca Al-Qur'an dan Fiqih dasar. Kedua,
pendidikan pondok pesantren tidak memiliki gaji guru karena memotivasi santri
semata-mata untuk sistem pesantren sederhana, materi ajar khusus (agama),
penghormatan tertinggi kepada guru, dan Allah SWT, santri akan belajar dengan
sukarela. Ketiga, pendidikan Madrasah memiliki sistem pendidikan yang
mengajarkan agama dan ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu astronomi) dan
kedokteran. Ketiga sistem pendidikan Islam ini sudah ada sejak datangnya zaman
penjajahan Belanda.
c. Pendidikan Kristen Katolik dan Protestan
Pendidikan Katolik
dimulai pada abad ke-16, ketika Portugis memerintah Malaka. Saat itu, harga
rempah-rempah begitu tinggi sehingga Portugis berusaha mencari rempah-rempah
untuk dijual di Eropa. Orang Portugis, bersama dengan misionaris Katolik Roma,
memainkan peran ganda sebagai penasihat spiritual dan melakukan perjalanan jauh
dengan penyebaran agama yang diyakini hadir di mana pun mereka berkunjung.
Setelah Portugis dan Katolik menduduki pulau itu, tugas utama mereka adalah
mengubah penduduk setempat menjadi Katolik. Kemudian, sebuah seminari didirikan
untuk mendidik anak-anak setempat. Namun, kekuasaan Portugis hanya berlangsung
sekitar setengah abad (500 tahun) dan
tidak bertahan lama karena diusir oleh Spanyol. Belakangan, di bawah pengaruh
Belanda, sistem pendidikan dengan pola Kristen Protestan menyebar ke Indonesia.
2. Kepentingan Penjajah menjadi landasan Pendidikan
a. Pendidikan pada
Masa Portugis
Indonesia mengalami
perkembangan dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke16. Saat itu datanglah
Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk berdagang dan
menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia bersama
dengan missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dengan
menyebarnya agama Kristen (Katolik), menurut Fransiskus Xaverius, maka perlu
didirikan sekolah (seminary). Seminari ini didirikan di Ternate pada tahun 1536
dan menjadi sekolah agama bagi anak-anak tokoh terkemuka. Kelas sekolah Kristen
(Katolik) ini meliputi pendidikan agama, membaca, menulis dan matematika.
Kabupaten Solor di Flores Timur juga telah mendirikan seminari dengan sekitar
50 siswa yang mengajar bahasa Latin. Tujuh desa di Ambon menganut Katolik sejak
tahun 1546. Ternyata di desa ini mereka juga mengajar masyarakat umum. Doktrin
ini sering menimbulkan pemberontakan hingga akhir abad ke-16, ketika kekuasaan
Portugis di Indonesia dihancurkan. Ini menandai hilangnya misi Katolik di Marc.
Hilangnya tentara misionaris merupakan salah satu akibat negara gagal dan harus
menghentikan kegiatan pendidikan.
b. Pendidikan Belanda
Setelah berakhirnya
kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16, Belanda datang ke Jawa, Indonesia
untuk terlibat dalam perdagangan dan menciptakan kekuatan baru. Belanda yang
tergabung dalam organisasi perdagangan VOC merasa bahwa agama Katolik yang
disebarkan oleh Portugis harus diganti dengan agama Protestan yang dianutnya.
Hal ini menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah agama di daerah Kristen
(Katolik), terutama dipengaruhi oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di
Ambon didirikan oleh VOC pada tahun 1607. Membaca, menulis, dan berdoa
diajarkan. Pelatih guru berasal dari Belanda dan dibayar. Salah satu
alasan Jawa tidak memiliki sekolah atau
gereja adalah karena Jawa tidak dipengaruhi oleh Portugal. Sekolah pertama
didirikan di Jakarta pada tahun 1617, dan lima tahun kemudian, pada tahun 1622,
sekolah tersebut memiliki 92 anak laki-laki dan 45 anak perempuan. Tujuan dari
sekolah ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas untuk digunakan
di gereja-gereja pemerintah dan pemerintah. Bahasa Belanda menjadi bahasa
pengajaran sampai tahun 1786. Pelatihan vokasi mulai berkembang pada abad
ke-19, dan pada abad ke-20 muncul kelompok baru, kelompok yang berpendidikan
Barat, cerdas dan cerdas, yang memperlakukan tempat dan keadilan dalam
masyarakat kolonial.Saya tidak menerimanya. Beberapa partai politik yang muncul
setelah 1908 didasarkan pada Sarekat Islam, yang didasarkan pada
prinsip-prinsip sosial seperti Muhammadiyah, sementara yang lain didasarkan
pada prinsip-prinsip nasional, seperti Parti di India. PARTEI di India adalah
gerakan pertama yang mengembangkan semboyan "Indie Ross van
Nederland" yang berarti "Indonesia merdeka" dan diadopsi oleh
PNI (1928).
c. Pendidikan pada Masa Jepang
Jepang merupakan
salah satu negara penjajah Indonesia yang berlangsung lumayan pendek (17 Maret
1942–17 Agustus 1945). Jepang menguasai Indonesia dimana perang, segala usaha
Jepang di tunjuukan hanya untuk perang. Muridmurid bergotongroyong mengumpulkan
batu, kerikil, dan pasir untuk pertahanan, halaman seolah ditanami umbiumbian
dan sayur untuk bahan pangan, menanam pohon jarak untuk menambah pasokan minyak
demi kepentingan perang. Runtuhnya pengaruh kolonial Belanda diikuti dengan
tumbangnya sistem pendidikannya pula. Banyak orang Belanda diinternir oleh
pemerintah militer Jepang sehingga banyak sekolahsekolah untuk anak Belanda dan
Indonesia kalangan atas lenyap. Hanya susunan sekolah untuk anakanak Indonesia
saja yang tertinggal. Sekolah rendah seperti Sekolah Desa 3 tahun, Sekolah
Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masingmasing 7 tahun, Schakel School 5 tahun,
dan MULO dihapus semua. Pendidikan Sekolah Rakyat (Kokomin Gakko) 6 tahun,
Sekolah Menengah Cu Gakko (lakilaki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun yang ada
di Indonesia sejak masa Jepang dan masih banyak lagi sekolah kejuruan (sekolah
guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan tenaga pendidik dalam jumlah yang besar
demi memompa dan mempropagandakan semangat Jepang kepada anak didik.
3. Pendidikan pasca
kemerdekaan
a. Pendidikan Kemerdekaan
Ki Hajar Dewantara, INS Mo Shafei, Swandi, yang menggantikan ejaan
bahasa Indonesia yang sebelumnya diedit
oleh Van Puisen, dan 4.444 pendidik lainnya yang berkontribusi pada zaman
kolonial Belanda. .. Dari beberapa angka di atas, pemerintah Indonesia berusaha
untuk mengangkat seseorang yang berperan dalam pendidikan Indonesia kolonial
pada awal pendidikan kemerdekaan.
Pengangkatan Menteri PP dan K. Prof. Dr. Priyono dari partai Kiri Murba menjadi
tanda pengaruh masuknya ideologi kiri di dunia pendidikan.
b. Pendidikan pada
Masa Orde Baru
Usaha pembangunan
terencana dalam Pelita I sampai Pelita II, III dan seterusnya telah dilancarkan
oleh pemerintahan Orde Baru dengan tokohtokoh teknorat dalam pucuk pimpinan pemerintahan.
Rencana pendidikan dalam Pelita I ini dapat dikembangkan menurut satu rencana
dan menyesuaikan keuangan Negara. Melonjaknya harga minyak tanah pada masa reorganisasi membuat keuangan
negara membengkak. Oleh karena itu, didirikanlah Sekolah Dasar Pembinaan
Presiden (Bantuan Presiden) untuk merekrut guru dan mencetak buku pelajaran.
Hasil Perita I bidang pendidikan telah diselenggarakan lebih dari 10.000 guru. 635 juta buku pelajaran kelas satu
dibagikan, 6.000 gedung sekolah dasar dibangun, 57.740 guru, terutama guru
sekolah dasar, diangkat, dan lima proyek balai latihan teknis diadakan oleh
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandan.
c. Pendidikan Era Reformasi
Kurikulum 1994 yang
digunakan pada masa pemerintahan Habibi disempurnakan pada masa pemerintahan
Gasdur. Pendidikan pada masa pemerintahan Megawati diubah sebagai berikut.
Silabus 1994 diubah
menjadi 2000 Silabus dan Silabus 2002 setelah selesai (silabus berbasis
kemampuan). Meliputi aspek emosional, kognitif, dan psikomotorik. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disahkan pada tanggal 8 Juli 2003. Memberikan landasan
hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Bahkan setelah
Megawati mengundurkan diri dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 masih berlaku juncto Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Guru. Setelah undang-undang tersebut berlaku,
kurikulum KBK diubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum operasional yang
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan, jenjang satuan pendidikan, struktur dan isi kurikulum jenjang satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Kesimpulan
Dari artikel yang telah disusun, kita dapat
menyimpulkan bahwa sejarah pendidikan
Indonesia terkadang memiliki sejarah yang menarik. Sejarah pendidikan
Indonesia selama ini memberikan gambaran
bahwa pendidikan dalam bentuk apapun tetap penting untuk membentuk karakter
pribadi kita. Meskipun sistem aplikasinya berbeda, pelatihan memiliki tujuan
yang sama. Dimulai dengan pendidikan agama dalam pendidikan bagi penjajah dalam
pendidikan pasca kemerdekaan. Setiap era harus mampu berubah sesuai dengan
kebutuhan negara saat itu dan menjawab
tantangan masa depan.
Posting Komentar untuk "Sejarah Pendidikan Indonesia Dari Masa ke Masa"